Surat Al Isra Ayat 27 – 30, Berikut Terjemahan dan Isi Kandungannya

Berikut bacaan surat Al Isra ayat ke 27 hingga 30. Dilengkapi juga isi kandungan surat Al Isra Ayat ke 27 hingga 30. Surat Al Isra adalah surah ke 17 dalam Al Quran.

Surat ini terdiri dari 111 ayat dan tergolong dalam surat Makkiyah. Al Isra yang berarti "memperjalankan di malam hari". Innal mubazziriina kaanuu ikhwaanash shayaatiini wa kaanash shaytaanu li Rabbihii kafuuraa

27. Sesungguhnya orang orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. Wa immaa turidanna 'anhumub tighaaa'a rahmatim mir rabbika tarjuuhaa faqul lahum qawlam maisuuraa 28. Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.

Wa laa taj'al yadaka maghluulatan il 'unuqika wa laa tabsut haa kullal basti fataq'uda maluumam mahsuuraa 29. Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. Inna Rabbaka yabsuturrizqa limai yashaaa'u wa yaqdir; innahuu kaana bi'ibaadihii Khabiiram Basiira

30. Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba hamba Nya. Isi kandungan surat Al Isra Ayat ke 27 hingga 30 dapat dilihat dari tafsir yang dirilis quran.kemenag.go.id berikut ini. Allah mencela perbuatan membelanjakan harta secara boros, dengan menyatakan, " Sesungguhnya orang orang yang pemboros itu adalah saudara setan, mereka berbuat boros dalam membelanjakan harta karena dorongan setan, oleh karena itu, perilaku boros termasuk sifat setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada nikmat dan anugerah Tuhannya.

Kemudian kepada orang yang karena suatu keadaan tidak dapat memberi bantuan kepada orang yang memerlukan, ayat ini memberi tuntunan; Dan jika engkaubenar benarberpaling dari mereka, tidak dapat memberikan bantuan kepada keluarga dekat, orang miskin atau orang yang sedang dalam perjalanan, bukan karena engkau enggan membantu tetapi karena keadaanmu pada waktu itu tidak memungkinkan memberi bantuan kepada mereka, dalam arti materi atau sebab sebab lainnya, maka engkau berpaling dari merekauntuk memperoleh rahmat dariTuhanmu yang engkau harapkan, sehingga suatu waktu engkau dapat membantu mereka jika keadaanmu memungkinkan. Dalam keadaan ini,maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas, baik, dan memberi harapan, bukan penolakan dengan kata kata yang kasar.

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu, yakni janganlah enggan mengulurkan tanganmu memberikan bantuan kepada orang orang yang membutuhkan bantuan, Dan janganpulaengkau terlalu mengulurkannya, yakni janganlah kamu boros dalam membelanjakan harta,karena itu kamu menjadi tercelakarena kekikiranmu,dan menyesalkarena keborosanmu dalam membelanjakan harta. Sebab utama sifat kikir manusia adalah karena takut terjerumus ke dalam kemiskinan.

Ayat ini mengingatkan bahwasungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendakiuntuk dilapangkan rezekinyadan menyempitkannyakepada siapa yang Dia kehendaki untuk disempitkan rezekinya;sesungguhnya Dia Maha Mengetahuisegala sesuatu,Maha melihat akan hamba hambanya. Dia memberikan kepada hamba Nya segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan kemaslahatannya apabila ia menjalani sebab sebab untuk mendapatkannya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *